Yogyakarta, SAA FUSI UIN Sumatera Utara – Asosiasi Studi Agama Indonesia (ASAI) dalam Simposium Nasional Studi Agama ke-13 menegaskan peran penting agama sebagai kekuatan moral yang mendorong cinta dan kemanusiaan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Melalui seminar nasional bertema “Religion, Love, and Humanity: Transforming the World through Compassion and Empathy” ASAI menghadirkan dosen, mahasiswa, pegiat studi agama, serta Vice President International Association for the History of Religions (IAHR) untuk membahas peran agama dalam membangun cinta dan kemanusiaan di tengah dunia meningkatnya konflik, polarisasi, dan krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Tema ini sejalan dengan misi PKUB Kementerian Agama RI dalam mempromosikan kerukunan melalui pendekatan yang berbasis cinta dan empati. Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., Kepala PKUB, dalam paparannya menekankan bahwa agama harus menjadi sumber solusi bagi masalah kemanusiaan dan lingkungan. Namun, ia juga mengungkapkan tantangan konkret yang dihadapi PKUB akibat pemotongan anggaran, yaitu hilangnya ruang-ruang pertemuan yang dapat menyebabkan kerawanan sosial bila konflik muncul.
Ketua ASAI, Prof. Dr. Deni Miharja, M.Ag., menekankan bahwa krisis ekologi seperti kelaparan, bencana iklim, dan degradasi alam adalah cerminan kegagalan spiritualitas. “Pandangan antroposentris yang memisahkan manusia dari alam telah menciptakan relasi destruktif. Agama harus mereinterpretasi nilai-nilainya untuk membangun tanggung jawab ekologis,” Fitriani, dosen Program Studi Studi Agama-Agama turut berkontribusi dalam Konferensi Internasional dan Simponas ke-13 Asosiasi Studi Agama-Agama se-Indonesia (ASAI) yang diselenggarakan di Hotel Grand Keisha Yogyakarta. Fitriani sebagai salah satu presenter dengan membawakan topik “Pemahaman Teks Cinta Melalui Rakut Sitelu Pada Keberagamaan Islam dan Kristen (Studi Kasus: Tiga Binanga Karo)”. Berupayamengeksplorasi pemahaman teks cinta dalam konteks budaya Rakut Sitelu serta peranannya dalam membangun harmoni keberagamaan antara umat Islam dan Kristen. Teks cinta yang dimaknai dalam kerangka Rakut Sitelu mampu menjadi jembatan komunikasi lintas agama, memperkuat toleransi, dan mempererat hubungan sosial antara komunitas Islam dan Kristen. Menurutnya melalui Simposium Nasional Studi Agama ke-13 ini, ASAI mengajak seluruh elemen Masyarakat, akademisi untuk bersama-sama merawat bumi dan kemanusiaan dengan nilai-nilai spiritual yang inklusif.
